Buletin Remaja Takmir Al-Hurriyah

Friday, January 2, 2009

KONSPIRASI DIBALIK SAUDI ARABIA

Persengkongkolan Keluarga Saud dengan Zionis-

Menurut logika yang sehat, seharusnyalah Kerajaan Saudi Arabia menjadi pemimpin bagi Dunia Islam dalam segala hal yang menyangkut keislaman. Pemimpin dalam menyebarkan dakwah Islam, sekaligus pemimpin Dunia Islam dalam menghadapi serangan kaum kuffar yang terus-menerus melakukan serangan terhadap agama Allah SWTinidalam berbagai bentuk, baik dalam hal Al-Ghawz Al-Fikri (seranganpemikiran dan kebudayaan) maupun serangan Qital.

Seharusnyalah Saudi Arabia menjadi pelindung bagi Muslim Palestina, Muslim Afghanistan, Muslim Irak, Muslim Pattani, Muslim Rohingya,M Muslim Bosnia, Muslim Azebaijan, dan kaum Muslimin di seluruh dunia. Tapi yang terjadi dalam realitas sesungguhnya, mungkin masih jadi pertanyaan banyak pihak. Karena harapan itu masih jauh dari kenyataan.

Craig Unger, mantan deputi director New York Observer di dalam karyanya yang sangat berani berjudul “Dinasti Bush Dinasti Saud” (2004) memaparkan kelakuan beberapa oknum di dalam tubuh kerajaan negeri itu, bahkan di antaranya termasuk para pangeran dari keluarga kerajaan.

“Pangeran Bandar yang dikenal sebagai `Saudi Gatsby’ dengan ciri khas janggut dan jas rapih, adalah anggoa kerajaan Dinasti Saudi yang bergaya hidup Barat, berada di kalangan jetset, dan belajar di Barat. Bandar selalu mengadakan jamuan makan mewah di rumahnya yang megah di seluruh dunia. Kapan pun ia bisa pergi dengan aman dari ArabSaudi dan dengan entengnya melabrak batas-batas aturan seorang Muslim.Ia biasa minum Brandy dan menghisap cerutu Cohiba, “tulis Unger.
Bandar, tambah Unger, merupakan contoh perilaku dan gaya hidup sejumlah syaikh yang berada di lingkungan kerajaan Arab Saudi. “Dalam hal gaya hidup Baratnya, ia bisa mengalahkan orang Barat paling fundamentalis sekalipun.

Bandar adalah putera dari Pangeran Sultan, Menteri Pertahanan Saudi. Dia juga kemenakan dari Raja Fahd dan orang kedua yang berhak mewarisi mahkota kerajaan, sekaligus cucu dari (alm) King Abdul Aziz, pendiri Kerajaan Saudi modern.

Bukan hanya Pangeran Bandar yang begitu, beberapa kebijakan dan sikap kerajaan terkadang juga agak membingungkan. Siapa pun takkan bisa menyangkal bahwa Kerajaan Saudi amat dekat -jika tidak bisa dikatakan sekutu terdekat- Amerika Serikat. Di mulut, para syaikh-syaikh itu biasa mencaci maki Zionis-Israel dan Amerika, tetapi mata dun ia melihat banyak di antara mereka yang berkawan akrab dan bersekutu dengannya.
Barangkali kenyataan inilah yang bisa menjawab mengapa Kerajaan Saudi menyerahkan penjagaan keamanan bagi negerinya -termasuk Makkah dan Madinah- kepada tentara Zionis Amerika.

Bahkan dikabarkan bahwa Saudi pula yang mengontak Vinnel Corporation di tahun 1970-an untuk melatih tentaranya, Saudi Arabian National Guard (SANG) dan mengadakan logistik tempur bagi tentaranya. Vinnel merupakan salah satu Privat Military Company (PMC) terbesar di Amerika Serikat yang bisa disamakan dengan perusahaan penyedia tentara bayaran.

Ketika umat Islam dunia melihat pasukan Amerika Serikat yang hendak mendirikan pangkalan militer utama AS dalam menghadapi invasi Irak atas Kuwait beberapa tahun lalu, maka hal itu tidak lepas dari kebijakan orang-orang yang berada dalam kerajaan tersebut.

Langkah-langkah mengejutkan yang diambil pihak Kerajaan Saudi tersebut sesungguhnya tidak mengejutkan bagi yang tahu latar belakang berdirinya Kerajaan Saudi Arabia itu sendiri. Tidak perlu susah-sudah mencari tahu tentang hal ini dan tidak perlu membaca buku-buku yang tebal atau bertanya kepada profesor yang sangat pakar.

Pergilah ke tempat penyewaan VCD atau DVD, cari sebuah film yang dirilis tahun 1962 berjudul `Lawrence of Arabia’ dan tontonlah. Di dalam film yang banyak mendapatkan penghargaan internasional tersebut, dikisahkan tentang peranan seorang letnan dari pasukan Inggris bernama lengkap Thomas Edward Lawrence, anak buah dari Jenderal Allenby (jenderal ini ketika merebut Yerusalem menginjakkan kakinya di atas makam Salahuddin Al-Ayyubi dan dengan lantang berkata, “Hai Saladin, hari ini telah kubalaskan dendam kaumku dan telah berakhir Perang Salib dengan kemenangan kami!”).

Film ini memang agak kontroversial, ada yang membenarkan namun ada juga yang menampiknya. Namun produser mengaku bahwa film ini diangkat dari kejadian nyata, yang bertutur dengan jujur tentang siapa yang berada di balik berdirinya Kerajaan Saudi Arabia.

Konon kala itu Jazirah Arab merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki Utsmaniyah, sebuah kekhalifahan umat Islam dunia yang wilayahnya sampai ke Aceh. Lalu dengan bantuan Lawrence dan jaringannya, suatu suku atau klan melakukan pemberontakan (bughot) terhadap Kekhalifahan Turki Utsmaniyah dan mendirikan kerajaan yang terpisah, lepas, dari wilayah kekhalifahan Islam itu.

Bahkan di film itu digambarkan bahwa klan Saud dengan bantuan Lawrence mendirikan kerajaan sendiri yang terpisah dari khilfah Turki Utsmani. Sejarahwan Inggris, Martin Gilbert, di dalam tulisannya “Lawrence of Arabia was a Zionist” seperti yang dimuat di Jerusalem Post edisi 22 Februari 2007, menyebut Lawrence sebagai agen Zionisme.

Sejarah pun menyatakan, hancurnya Kekhalifahan Turki Utsmani ini pada tahun 1924 merupakan akibat dari infiltrasi Zonisme setelah Sultan Mahmud II menolak keinginan Theodore Hertzl untuk menyerahkan wilayah Palestina untuk bangsa Zionis-Yahudi. Operasi penghancuran Kekhalifahan Turki Utsmani dilakukan Zionis bersamaan waktunya dengan mendukung pembrontakan Klan Saud terhadap Kekalifahan Utsmaniyah, lewat Lawrence of Arabia.
Entah apa yang terjadi, namun hingga detik ini, Kerajaan Saudi Arabia, walau Makkah al-Mukaramah dan Madinah ada di dalam wilayahnya, tetap menjadi sekutu terdekat Amerika Serikat. Mereka tetap menjadi sahabat yang manis bagi Amerika.

Selain film `Lawrence of Arabia’, ada beberapa buku yang bisa menggambarkan hal ini yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.Antaralain:

1- Wa’du Kissinger (Belitan Amerika di Tanah Suci, Membongkar Strategi AS Menguasai Timur Tengah, karya DR. Safar Al-Hawali—mantanDekan Fakultas Akidah Universitas Ummul Quro Makkah, yang dipecatdan ditahan setelah menulis buku ini, yang edisi Indonesianya diterbitkanJazera,2005)

2- Dinasti Bush Dinasti Saud, Hubungan Rahasia Antara Dua Dinasti Terkuat Dunia (Craig Unger, 2004, edisi Indonesianya diterbitkan oleh Diwan,2006)

3- Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia (George Lenczowski, 1992)

4- History oh the Arabs (Philip K. Hitti, 2006)

Sebab itu, banyak kalangan yang berasumsi bawah berdirinya Kerajaan Saudi Arabia adalah akibat “pemberontakan” terhadap Kekhalifahan Islam Turki Utsmani dan diback-up oleh Lawrence, seorang agen Zionis dan bawahan Jenderal Allenby yang sangat Islamofobia. Mungkin realitas ini juga yang sering dijadikan alasan, mengapa Arab Saudi sampai sekarang kurang perannya sebagai pelindung utama bagi kekuatan Dunia Islam.

16 ORGANISASI YAHUDI MENGUTUK ISRAEL


Sebanyak 16 organisasi Yahudi di sepuluh negara di Eropa, yang tergabung dalan "Persatuan Yahudi Eropa untuk Perdamaian dan Keadilan", mengecam kejahatan Israel terhadap rakyat sipil Palestina di Rafah dan Kamp Pengungsinya.

Dalam pernyataannya, yang dikeluarkan setelah pertemuan yang berlangsung di Ibukota Perancis Paris, mereka menyerukan kepada negara-negara dan pemerintah Eropa untuk mencabut keistimewaan yang diberikan kepada Israel oleh kesepatakan bersama Israel-Eropa, selama Israel terus melanggar point-point dan syarat-syarat yang berkaitan dengan penghormatan HAM dalam kesepatakan tersebut.

Mereka maminta negara-negara Uni Eropa dan pemerintah Eropa untuk melakukan tekanan kepada Israel agar menghentikan perang dan permusuhannya kepada rakyat Palestina. Agar Uni Eropa turut serta dalam pasukan penjaga perdamaian PBB dan turun tangan untuk menghentikan penumpahan darah di Palestina.
Dalam pernyataannya mereka mengatakan, "Kami warga Eropa dari 10 negara yang tergabung dalam 'Persatuan Yahudi Eropa untuk Perdamaian dan Keadilan', mengecam keras kebijakan-kebijakan politik Israel di tanah Palestina, terutama apa yang terjadi di Rafah. Di mana berdasarkan konvensi Jenewa IV, apa yang terjadi di sana merupakan kejahatan perang yang dilakukan Israel.

Pernyataan ini juga mendukung kuat kelompok-kelompok Israel yang menentang pasukan penjajah Israel. Yang setiap hari melakukan aksi solidaritas bersama orang-orang Palestina yang menderita akibat operasi berdarah yang dilakukan pasukan militer Israel.

PROTOCOL OF ZION

PROTOCOL OF ZION merupakan salah satu dokumen paling kontroversial di dunia. Banyak yang menganggap Protokol merupakan dokumen palsu yang sengaja di buat-buat demi menguntungkan kelompok anti Semit, pandangan ini diwakili oleh kaum Zionis-Yahudi danpara pendukungnya.

Namun sebaliknya, banyak pula yang menganggap Protokolat Zionis ini asli dan bisa dipercaya. Pandangan terakhir in idianut kebanyakan Dunia Islam dan sejumlah tokoh kemanusiaan di Barat. Bahkan tokoh sekaliber Henry Ford pun masuk ke kelompok ini. Dalam bukunya The International Jew (1976), Henry Ford menyatakan, “Jika saya ditanya asli tidaknya Protokolat Zionis, saya takkan mau masuk ke dalam perdebatan panjang itu. Satu-satunya hal yang ingin saya katakan adalah bahwa semua kejadian yang ada di dunia ini sejalan dengannya……”

Jika sekarang Protokolat Zionis yang dikenal hanya berjumlah 24 butir, maka Protokolat Zion yang berasal dari Rotshchild sesungguhnya berisi 25 pasal.

Inilah pasal-pasalnya:
1. Manusia itu lebih banyak cenderung pada kejahatan ketimbang kebaikan. Sebab itu, Konspirasi harus mewujudkan ‘hasrat alami’ manusia ini. Hal ini akan diterapkan pada sistem pemerintahan dan kekuasaan. Bukankah dulu manusia tunduk kepada penguasa tanpa pernah membangkang? Undang-undang hanyalah alat untuk membatasi rakyat, bukan untuk penguasa;
2. Kebebasan politik utopis! Walau begitu, Konspirasi harus mempropagandakan ini ke tengah rakyat. Jika hal itu sudah dimakan rakyat, maka rakyat akan mudah membuang segala hak dan fasilitas yang telah didapat guna memperjuangkan idealisme yang utopis itu. Saat itulah, konspirasi bisa merebut hak dan fasilitas mereka;
3. Kekuatan uang bisa mengalahkan segalanya. Agama yang bisa menguasai rakyat di masa dulu, kini mulai digulung dengan kampanye kebebasan. Namun rakyat banyak tidak tahu harus melakukan apa dengan kebebasan itu. Inilah tugas konspirasi untuk mengisinya demi kekuasaan;
4. Demi tujuan, segala cara boleh dilakukan. Siapa pun yang ingin berkuasa, dia mestilah meraihnya dengan licik, pemerasan, dan pembalikan opini. Keluhuran budi, etika, moral, dan sebagainya adalah keburukan dalam dunia politik;
5. Kebenaran adalah kekuatan konspirasi. Dengan kekuatan, segala yang diinginkan akan terlaksana;
6. Bagi kita yang hendak menaklukkan dunia secara finansial, kita harus tetap menjaga kerahasiaan. Suatu saat, kekuatan konspirasi akan mencapai tingkat di mana tidak ada kekuatan lain yang berani untuk menghalangi. Setiap kecerobohan dari dalam, akan merusak program besar yang telah ditulis berabad-abad oleh para pendeta Yahudi;
7. Simpati rakyat harus diambil agar mereka bisa dimanfaatkan untuk kepentingan konspirasi. Massa adalah buta dan mudah dipengaruhi. Penguasa tidak akan bisa menggiring rakyat kecuali ia berlaku sebagaidiktator. Inilah satu-satunya jalan;
8. Beberapa sarana untuk mencapai tujuan adalah: Miras & Narkoba, perusakan moral, seks, suap, dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk menghancurkan norma-norma kesusilaan masyarakat. Konspirasi harus merekrut dan mendidik tenaga-tenaga muda untuk dijadikan sarana pencapaian tujuan tersebut;
9. Konspirasi akan menyalakan api peperangan secara terselubung. Bermain di kedua belah pihak. Sehingga Konspirasi akan memperoleh manfaat besar tapi tetap aman dan efisien. Rakyat akan dilanda kecemasan yang mempermudah bagi konspirasi untuk menguasainya;
10. Konspirasi sengaja memproduksi slogan agar menjadi ‘tuhan’ bagi rakyat. Dengan slogan itu, pemerintahan aristokrasi keturunan yang tengah berkuasa di Perancis akan diruntuhkan. Setelah itu, Konspirasi akan membangun pemerintahan yang sesuai dengan Konspirasi;
11. Perang yang dikobarkan konspirasi secara diam-diam harus menyeret negara tetangga agar mereka terjebak utang. Konspirasi akan memetik keuntungan dari kondisi ini;
12. Pemerintahan bentukan Konspirasi harus diisi dengan orang-orang yang tunduk pada keinginan konspirasi. Tidak bisa lain;
13. Dengan emas, konspirasi akan menguasai opini dunia. Satu orang Yahudi yang menjadi korban sama dengan seribu orang non-Yahudi (Gentiles/Ghoyim) sebagai balasannya;
14. Setelah konspirasi berhasil merebut kekuasaan, pemerintahan baru yang dibentuk harus membasmi rezim lama yang dianggap bertanggungjawab atas terjadinya semua kekacauan. Hal tersebut akan menjadikan rakyat percaya kepada konspirasi bahwa pemerintahan yang baru adalah pelindung dan pahlawan dimata mereka;
15. Krisis ekonomi yang dibuat akan memberikan hak baru kepada konspirasi, yaitu hak pemilik modal dalam penentuan arah kekuasaan. Ini akan menjadi kekuasaan turunan;
16. Penyusupan ke dalam jantung Freemason Eropa agar bisa mengefektifkan dan mengefisienkannya. Pembentukan Bluemasonry akan bisa dijadikan alat bagi konspirasi untuk memuluskan tujuannya;
17. Konspirasi akan membakar semangat rakyat hingga ke tingkat histeria. Saat itu rakyat akan menghancurkan apa saja yang kita mau, termasuk hukum dan agama. Kita akan mudah menghapus nama Tuhan dan susila dari kehidupan;
18. Perang jalanan harus ditimbulkan untuk membuat massa panik. Konspirasi akan mengambil keuntungan dari situasi itu;
19. Konspirasi akan menciptakan diplomat-diplomatnya untuk berfungsi setelah perang usai. Mereka akan menjadi penasehat politik, ekonomi, dan keuangan bagi rezim baru dan juga di tingkat internasional. Dengan demikian, konspirasi bisa semakin menancapkan kukunya dari balik layar;
20. Monopoli kegiatan perekonomian raksasa dengan dukungan modal yang dimiliki konspirasi adalah syarat utama menundukkan dunia, hingga tidak ada satu kekutan non-Yahudi pun yang bisa menandinginya. Dengan demikian, kita bisa bebas memainkan krisis suatu negeri;
21. Penguasaan kekayaan alam negeri-negeri non-Yahudi mutlak dilakukan;
22. Meletuskan perang dan memberinya—menjual— senjata yang paling mematikan akan mempercepat penguasaan suatu negeri, yang tinggal dihuni oleh fakir miskin;
23. Satu rezim terselubung akan muncul setelah konspirasi berhasil melaksanakan programnya;
24. Pemuda harus dikuasai dan menjadikan mereka sebagai budak-budak konspirasi dengan jalan penyebarluasan dekadensi moral dan paham yang menyesatkan;
25. Konspirasi akan menyalahgunakan undang-undang yang ada pada suatu negara hingga negara tersebut hancur karenanya.
TERLEPAS DARI KEBENARAN PROTOKOL OF ZION INI, REALITA DI-DUNIA SEJALAN DENGAN POIN-POIN DIATAS.

BAHAYA ZIONISME

Zionisme berasal dari Zion iaitu sebuah bukit di sekitar Baitul Maqdis yang membawa maksud bumi yang dijanjikan atau tanah suci yang diidamkan oleh setiap orang Yahudi.
Istilah Zionisme masih diperselisihkan di kalangan mereka sendiri. Theodore Hertzl melihat, Zionisme adalah fahaman untuk kembali kepada kehidupan Yahudi sebelum kembali ke bukit Zion manakala Neo-Zionisme berpendapat bahawa ini tidak berkatian dengan keimanan tapi ia adlah masalah ke bukit Zion secara nyata. Dalam pandangan ini yang disebut Zionis adalah orang Yahudi yang benar-benar kembali ke Palestin. Pandangan inilah yang dikukuhkan oleh Goldameir dengan ucapannya; setelah berdirinya negara zionis, seorang zionis sejati adalah Yahudi yang mahu berpindah secepatnya ke negara zionis tersebut!

Gerakan Zionis lahir bercorak keagamaan di tangan tokoh agama mereka ketika menjadi tawanan Babylon. Tokoh-tokoh Yahudi ini membuat catatan dan komentar mengenai Kitab Taurat dengan membesarkan permasalah untuk kembali ke bukit Zion di Jerussalem. Merekalah yang menganjurkan agar orang-orang Yahudi kembali ke Palestin!

Pada abad ke 19M, gerakan Zionisme mulai berubah coraknya menjadi gerakan politik, bertujuan mendirikan negara Yahudi di mana sahaja! Sebagai bukti, mereka menerima prinsip pendirian negara Yahudi di Uganda. Namun kerana konsep kembali ke Palestin termasuk pemikiran keagamaan yang diterima oleh orang-orang yahudi terdahulu, maka ia dijadikan warna dan kulit bagi zionisme.

Gerakan Zionisme yang baru ini muncul secara rasmi pada tahun 1882M, setelah terbunuhnya Kaisar Rusia Alexander II di tahun 1881. Pembunuhan ini ditaja oleh Yahudi. Akibatnya Yahudi di Rusia ditindas sehinga mereka melarikan diri ke Eropah dan Amerika dan seramai 3000 Yahudi berpindah ke Palestin.

Gerakan ini berusaha menghimpunkan orang-orang Yahudi sedunia. Setiap anggota dimestikan membayar sebanyak stu real Mesir (lebih kurang 10sen) sebagai formaliti menjadi anggota. Gerakan inilah yang aktif mengadakan konferens untuk menwujudkan cita-cita Yahudi kembali ke Palestin.

Pada 29hb Ogos 1898 diadakan konferensi zionis pertama di kota Paal Swiss, dihadiri 200 tokoh Yahudi. Di antara keputusan penting konferens pertama itu ialah;
1. Mendorong pendududkan Yahudi di Palestin dengan cara yang tersusun.
2. Menyusun gerakan Yahudi seluruh dunia.
3. Membangkitkan kesedran Yahudi.
4. Mengusahakan pendekatan ke berbagai negara untuk mendukung tujuan gerakan Zioisme.

TUJUAN ZIONISME
Zionisme merupakan gerakan jahat dan perosak yang bertujuan menguasai dunia dan menghancurkan semua nilai selain Yahudi. Bagi mencapai tujuan tersebut, mereka menetapkan tiga langkah:
1. Mendirikan negara Yahudi di Palestin.
2. Memberikan khidmat kepada Yahudi Internasional.
3. Menjadikan dunia dalam genggaman Yahudi.

Wasilah-wasilah yang dipergunakan bagi menguasai dunia sebagaimana yang terangkul di dalam Protokol Zionis:
1. Menguasai ekonomi dunia dengan cara yang amat hina dan kasar.
2. Menyusup ke dalam sistem pemerintahan dan menciptakan pemerintahan-pemerintahan yang loyal terhadap mereka dan boleh diperalatkan untuk merealisasikan tujuan mereka.
3. Menghancurkan agama-agama lain dan menyebarluaskan teori-teori atheisme
4. Penguasaan media massa international dan penerbitan-penerbitan.
5. Menggunakan organisasi-organisasi rahsia seperti Free Masonry.
6. Menyebarkan perpecahan dan mengobarkan peperangan antara bangsa-bangsa di dunia.
7. Mempropagandakan slogan-slogan yang memikat tapi penuh tipuan seperti slogan; Kebebasan, Persaudaraan dan Persamaan.
8. Mempropagandakan anti semetisme.
9. Menguasai lembaga-lembaga pendidikan tinggi.

Perlu sedar, tujuan zionisme bukan sekadar menguasai Palestin sahaja tetapi akan meluas sampai se seluruh negara Arab yang terbentang dari Sungai Nil hingga ke Sungai Furat. Yahudi adalah bangsa yang selalu merencanakan programnya untuk mencapai sasaran dan tujuan jahatnya. Mereka tidak bergerak kecuali atas dasar perancangan dan programnya. Mereka tidak segan silu menggunakan apa saja cara demi mencapai apa yang diinginkan.

Ayuhlah umat Islam! Hadapi mereka dengan persiapan perancangan, kepakaran dan ilmu yang padu. Hanya satu cara berhadapan dengan mereka iaitu JIHAD. tidak diperbolehkan mengadakan perjanjian damai dengan zionisme setelah Nabi Muhammad membatalkan perjanjian dengan mereka kerana mereka sentiasa merosakkanperjanjian.

Kerjasama dan perjuangan mereka yang dimotivasi oleh agama dan kitab Talmud tidak cukup dihadapi dengan Arabisme, nasionalisme atau isme-isme lainnya. Mereka harus dihadapi dengan JIHAD dan UKHUWAH yang dimotivasikan oleh agama Islam.

Sejarah Singkat Zionisme

Setelah orang-orang Yahudi terusir dari Yerusalem pada tahun 70 M, mereka mulai tersebar di berbagai belahan dunia. Selama masa ‘diaspora’ ini, yang berakhir hingga abad ke-19, mayoritas masyarakat Yahudi menganggap diri mereka sebagai sebuah kelompok masyarakat yang didasarkan atas kesamaan agama mereka. Sepanjang perjalanan waktu, sebagian besar orang Yahudi membaur dengan budaya setempat, di negara di mana mereka tinggal. Bahasa Hebrew hanya tertinggal sebagai bahasa suci yang digunakan dalam berdoa, sembahyang dan kitab-kitab agama mereka. Masyarakat Yahudi di Jerman mulai berbicara dalam bahasa Jerman, yang di Inggris berbicara dengan bahasa Inggris. Ketika sejumlah larangan dalam hal kemasyarakatan yang berlaku bagi kaum Yahudi di negara-negara Eropa dihapuskan di abad ke-19, melalui emansipasi, masyarakat Yahudi mulai berasimilasi dengan kelompok masyarakat di mana mereka tinggal. Mayoritas orang Yahudi menganggap diri mereka sebagai sebuah ‘kelompok agamis’ dan bukan sebagai sebuah ‘ras’ atau ‘bangsa’. Mereka menganggap diri mereka sebagai masyarakat atau orang ‘Jerman Yahudi’, ‘Inggris Yahudi, atau ‘Amerika Yahudi’.

Namun, sebagaimana kita pahami, rasisme bangkit di abad ke-19. Gagasan rasis, terutama akibat pengaruh teori evolusi Darwin, tumbuh sangat subur dan mendapatkan banyak pendukung di kalangan masyarakat Barat. Zionisme muncul akibat pengaruh kuat badai rasisme yang melanda sejumlah kalangan masyarakat Yahudi.

Kalangan Yahudi yang menyebarluaskan gagasan Zionisme adalah mereka yang memiliki keyakinan agama sangat lemah. Mereka melihat “Yahudi” sebagai nama sebuah ras, dan bukan sebagai sebuah kelompok masyarakat yang didasarkan atas suatu keyakinan agama. Mereka mengemukakan bahwa Yahudi adalah ras tersendiri yang terpisah dari bangsa-bangsa Eropa, sehingga mustahil bagi mereka untuk hidup bersama, dan oleh karenanya, mereka perlu mendirikan tanah air mereka sendiri. Orang-orang ini tidak mendasarkan diri pada pemikiran agama ketika memutuskan wilayah mana yang akan digunakan untuk mendirikan negara tersebut. Theodor Herzl, bapak pendiri Zionisme, pernah mengusulkan Uganda, dan rencananya ini dikenal dengan nama ‘Uganda Plan’. Kaum Zionis kemudian menjatuhkan pilihan mereka pada Palestina. Alasannya adalah Palestina dianggap sebagai ‘tanah air bersejarah bangsa Yahudi’, dan bukan karena nilai relijius wilayah tersebut bagi mereka.

Para pengikut Zionis berusaha keras untuk menjadikan orang-orang Yahudi lain mau menerima gagasan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan agama mereka ini. Organisasi Yahudi Dunia, yang didirikan untuk melakukan propaganda masal, melakukan kegiatannya di negara-negara di mana terdapat masyarakat Yahudi. Mereka mulai menyebarkan gagasan bahwa orang-orang Yahudi tidak dapat hidup secara damai dengan bangsa-bangsa lain dan bahwa mereka adalah suatu ‘ras’ tersendiri; dan dengan alasan ini mereka harus pindah dan bermukim di Palestina. Sejumlah besar masyarakat Yahudi saat itu mengabaikan seruan ini.

Dengan demikian, Zionisme telah memasuki ajang politik dunia sebagai sebuah ideologi rasis yang meyakini bahwa masyarakat Yahudi tidak seharusnya hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. Di satu sisi, gagasan keliru ini memunculkan beragam masalah serius dan tekanan terhadap masyarakat Yahudi yang hidupnya tersebar di seluruh dunia. Di sisi lain, bagi masyarakat Muslim di Timur Tengah, hal ini memunculkan kebijakan penjajahan dan pencaplokan wilayah oleh Israel, pertumpahan darah, kematian, kemiskinan dan teror.

Banyak kalangan Yahudi saat ini yang mengecam ideologi Zionisme. Rabbi Hirsch, salah seorang tokoh agamawan Yahudi terkemuka, mengatakan:

‘Zionisme berkeinginan untuk mendefinisikan masyarakat Yahudi sebagai sebuah bangsa .... ini adalah sesuatu yang menyimpang (dari ajaran agama)’. (Washington Post, 3 Oktober 1978)

Seorang pemikir terkemuka, Roger Garaudy, menulis tentang masalah ini:

Musuh terbesar bagi agama Yahudi adalah cara berpikir nasionalis, rasis dan kolonialis dari Zionisme, yang lahir di tengah-tengah (kebangkitan) nasionalisme, rasisme dan kolonialisme Eropa abad ke-19. Cara berpikir ini, yang mengilhami semua kolonialisme Barat dan semua peperangannya melawan nasionalisme lain, adalah cara berpikir bunuh diri. Tidak ada masa depan atau keamanan bagi Israel dan tidak ada perdamaian di Timur Tengah kecuali jika Israel telah mengalami “de-Zionisasi” dan kembali pada agama Ibrahim, yang merupakan warisan spiritual, persaudaraan dan milik bersama dari tiga agama wahyu: Yahudi, Nasrani dan Islam. (Roger Garaudy, "Right to Reply: Reply to the Media Lynching of Abbe Pierre and Roger Garaudy", Samizdat, Juni 1996)

Dengan alasan ini, kita hendaknya membedakan Yahudi dengan Zionisme. Tidak setiap orang Yahudi di dunia ini adalah seorang Zionis. Kaum Zionis tulen adalah minoritas di dunia Yahudi. Selain itu, terdapat sejumlah besar orang Yahudi yang menentang tindakan kriminal Zionisme yang melanggar norma kemanusiaan. Mereka menginginkan Israel menarik diri secara serentak dari semua wilayah yang didudukinya, dan mengatakan bahwa Israel harus menjadi sebuah negara bebas di mana semua ras dan masyarakat dapat hidup bersama dan mendapatkan perlakuan yang sama, dan bukan sebagai ‘negara Yahudi’ rasis.

Kaum Muslimin telah bersikap benar dalam menentang Israel dan Zionisme. Tapi, mereka juga harus memahami dan ingat bahwa permasalahan utama bukanlah terletak pada orang Yahudi, tapi pada Zionisme.